TANGERANG, HaluanNews.co.id – Suasana hangat dan penuh haru menyelimuti Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas I Tangerang, saat Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia, Arifah Fauzi, bersama Wakil Wali Kota Tangerang, H. Maryono Hasan, berkunjung dalam rangkaian kegiatan Jelajah Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) atau Jelajah SAPA, Kamis (17/07/2025).
Kegiatan ini menjadi bagian dari peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2025 yang akan jatuh pada 23 Juli mendatang. Dalam kunjungan tersebut, Menteri PPPA dan wakil wali kota tidak hanya menyapa para anak binaan, tetapi juga ikut bernyanyi bersama mereka dalam suasana akrab dan penuh kebahagiaan.
“Alhamdulillah, menjelang Hari Anak Nasional, kami bersama Ibu Menteri bisa menyapa sekaligus berinteraksi langsung dengan anak-anak kita di LPKA ini. Momen ini menunjukkan bahwa perhatian dan kasih sayang dari negara tidak pernah putus, termasuk bagi anak-anak yang tengah menjalani pembinaan,” ujar H. Maryono Hasan, usai kegiatan.
Wakil Wali Kota Tangerang, menyampaikan apresiasi atas kehadiran Menteri PPPA yang menunjukkan kepedulian nyata terhadap anak-anak binaan sebagai bagian dari generasi penerus bangsa. Menurutnya, program Jelajah SAPA menjadi sarana yang sangat penting untuk hadir lebih dekat dengan anak-anak, mendengarkan suara mereka, memahami kebutuhan mereka, dan memberikan semangat agar mereka bisa tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan siap kembali ke tengah masyarakat.
“Anak-anak adalah amanah sekaligus aset berharga bangsa. Tugas kita bersama adalah memastikan terpenuhinya hak-hak mereka, hak atas pendidikan, kesehatan, perlindungan, dan tentu saja kasih sayang. Tidak boleh ada anak yang merasa ditinggalkan,” tambahnya.
Maryono, juga menekankan bahwa membangun lingkungan yang ramah perempuan dan anak bukanlah tugas mudah. Dibutuhkan sinergi antara keluarga, masyarakat, dunia usaha, lembaga pendidikan, hingga pemerintah, agar perlindungan terhadap anak bisa dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan.
“Hari Anak Nasional bukan sekadar seremoni, melainkan momentum untuk mengingatkan kita semua bahwa setiap anak Indonesia, termasuk anak-anak di LPKA juga berhak mendapat perhatian dan perlakuan yang adil. Mereka tetap anak-anak kita, yang juga harus dilindungi dan mendapat bimbingan,” tutupnya. (Yeni)