TANGERANG, HaluanNews.co.id – Kondisi Pulau Cangkir, salah satu destinasi wisata religi dan sejarah di Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, kian memprihatinkan. Alih-alih tertata, kawasan ini justru dipenuhi bangunan liar serta maraknya praktik pungutan liar (pungli) yang dilakukan oknum tidak bertanggung jawab. Ironisnya, pemerintah kecamatan hingga pemerintah daerah dinilai menutup mata terhadap persoalan tersebut, Senin (1/09/2025).
Ketua Komunitas Jurnalis Kompeten (KJK) Tangerang Raya, Agus M. Romdoni, mengungkapkan hasil pantauan pihaknya di lapangan menemukan deretan bangunan semi permanen berdiri di sepanjang jalan masuk menuju kawasan ziarah makam Pangeran Jaga Lautan.
“Banyak bangunan digunakan sebagai kios atau warung tanpa adanya tata kelola yang jelas. Kondisi ini bukan hanya merusak estetika kawasan, tapi juga mempersempit akses jalan bagi para peziarah dan wisatawan,” ujarnya.
Tak hanya itu, pengunjung dan pedagang juga mengeluhkan praktik pungli. Biaya parkir yang seharusnya diatur sesuai peraturan daerah justru dipatok lebih tinggi. Bahkan, beberapa pedagang mengaku harus menyetor uang keamanan setiap minggu agar lapak mereka tidak digusur.
Agus menambahkan, keluhan warga dan pedagang sudah berulang kali disampaikan kepada aparat desa dan kecamatan, namun hingga kini belum ada langkah konkret yang dilakukan. “Pemerintah daerah terkesan lepas tangan. Pulau Cangkir punya nilai sejarah dan potensi wisata luar biasa, tapi dibiarkan kumuh dan dikuasai oknum yang merusak. Pemerintah seolah membiarkan ini terjadi,” tegasnya.
Masyarakat berharap adanya penataan ulang kawasan Pulau Cangkir secara menyeluruh. Mulai dari penertiban bangunan liar, penghapusan pungli, hingga pengelolaan wisata yang profesional dan transparan.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Kecamatan Kronjo maupun Dinas Pariwisata Kabupaten Tangerang belum memberikan tanggapan resmi. (Red/KJK)